Balla’ atau rumah dengan beberapa bentuk dan bagian pada budaya orang Bulukumba Tana Panrita Lopi.
Bumipanritalopi.com, Konjo – Berapa jenis rumah yang bisa kita menjadi bunian dan telah membudaya di Indonesia. Kita kenal: rumah tapak, town House, cluster, rumah tunggal, rumah couple. Apartemen, condotel, rumah susun, ruko, indekost, kontrakan, transit oriented development (TOD), atau small office home office (SOHO).
Kami di Kabupaten Bulukumba, sebagai masyarakat religius dan kultur dengan keislaman yang melekat serta budaya yang kuat. Bentuk bangunan yang mendominasi di daerah tersebut adalah jenis rumah tunggal.
Pada masa lampau, rumah yang sering kita jumpai adalah jenis rumah kayu yakni rumah panggung. Bahkan masih bisa kita saksikan hingga sekarang.
Tentang bagaimana masih kukuh berdiri bentuk rumah tradisional ini. Simbol khas kerajaan di Kabupaten Bulukumba dengan Masih adanya Saoraja (Sarajae), pada Kerajaan Gantarang, Rilau Ale dan Borong. Ataupun dengan bangunan BallaLompoa yang ada di Herlang.
Dan arsitektur dominasi kayu tersebut. Dengan halaman dan area sekitar istana hampir tidak memiliki pagar. Yang melambangkan keterbukaan bagi masyarakat sekitar.
Panrita baca ini: Angnganre dalam Bahasa Konjo.
Apa Pengertian Balla
Untuk pembahasan kali ini, maka akan kita kupas mengenai rumah dan bagian-bagian, yang ada di Bulukumba.
Balla’ itu bahasa Konjo, atau Bola (bahasa Bugis) merupakan rumah. Sementara pengertian dari beberapa pakar tentang rumah adalah:
- Menurut undang-undang 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan menjadi sarana untuk pembinaan keluarga
- John FC turner 1972 dalam bukunya Freedom to build. Rumah adalah bagian yang utuh dari sebuah Pemukiman. Dan tidak hanya hasil fisik semata. Melainkan sebuah proses yang terus bergerak yang berinteraksi dengan mobilitas sosial ekonomi seluruh penghuni dalam waktu tertentu.
- Sementara itu Siswono Yudo Husodo memberikan pengertian tentang rumah dalam buka rumah untuk seluruh rakyat tahun 1991. Rumah adalah bentuk bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk tinggal (sementara atau dalam waktu tertentu). Maupun hunian dan sarana pembinaan terhadap keluarga.
- Azwar, 1996 Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah (keletihan), tempat bergaul sesama keluarga. Dan membina rasa kekeluargaan di antara seluruh anggota keluarga. Tidak hanya itu, tetapi kemudian menjadi tempat berlindung semua keluarga serta menyimpan segala sesuatu berupa barang berharga. Pada Akhirnya rumah sekaligus rumah menjadi simbol kelas sosial.
- WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung dengan lingkungan. Yang berfungsi untuk kesehatan jiwa dan raga. Tanpa mengabaikan hal sosial untuk keluarga individu kelompok dan masyarakat.
- Sementara itu dictionary memberikan sinonim kata. Untuk kata rumah adalah apartemen tempat berteduh. Yang merupakan tempat tinggal bagi seseorang keluarga maupun rumah tangga tempat di mana kasih sayang seseorang terpusat.
Dalam pengertian lain rumah adalah merupakan tempat tinggal atau peristirahatan hewan.
Balla memiliki penyebutan (fonetik) makna (fonemik) yang sama dengan antara Bahasa Konjo dan Makassar. Tapi bahasa bugisnya adalah bola, mirip-miriplah.
Jika anda hendak ke Bulukumba, jangan lupa mengunjungi Wisata Terbaik Bulukumba.
Bagian-Bagian Rumah di Bulukumba
Untuk memudahkan kita, maka lebih awal kita mengetahui bagian-bagian penting (pada rumah) dari hunian orang bumi panrita Lopi tersebut.
Hal Yang Ada Di Luar Rumah (Pantarang Balla’)
Agar tidak membingungkan, maka kita akan menjelaskan tentang bagian- bagian yang ada di sekitar (luar badan) rumah.
Kalli’
Kalli’ adalah “pagar” dari rumah itu sendiri. Bagi orang Bulukumba, bagian ini ada pada bagian depan rumah. Secara sepintas, jika perhatikan dari depan, semua rumah memiliki kalli’ (pagar).
Apakah semua sisi rumah orang Bulukumba berpagar?
Nyatanya, tidak semua. Sebab yang memakai pagar hanya pada bagian depan. Sementara samping dan terutama bagian belakang rumah tidak menggunakan pembatas.
Mayoritas rumah lebih terbuka, tidak menutup diri dengan pagar tembok.
Apalagi pada bagian belakang rumah yang mengarah ke kebun, cenderung tidak berpagar sama sekali. Dan relatif aman dari pencuri. Meski rumah tak berpagar. Sebab ada cerita, pencuri tidak bisa kembali (keluar dari rumah sehabis mencuri) karena dia melihat sekelilingnya adalah laut (tamparang).
Jenis Kalli’ atau pagar yang ada di Bulukumba, sebagaimana kebanyakan orang, berupa:
- Pagar Kayu/Bambu atau parring, atau ini Kalli secara umum atau tradisional. Panrita membaca artikel lengkap, parring (bambu) bagi orang Bulukumba.
- Kalli’ batu. Jenis pagar ini adalah terbuat dari tembok. Merupakan jenis pagar yang tren setelah tahun 90-an. Sebelumnya. Tidak ada orang Bulukumba yang membuat pagar dari struktur tembok.
- Ala’. Jenis pagar ini lebih banyak menjadi batas pada kebun. Akan tetapi juga biasanya dilakukan dirumah. Perbedaannya dengan yang lainnya adalah. Ala’ lebih kepada bahan tanaman hidup. Misalnya pohon jarak dan sebagainya.
Contoh penggunaan kalimatnya:
- I Barumbung abbaju kalli’. “Si Barumbung (sedang) membuat pagar.
- Rie ana’ tulolonna injo nu kalli’ batu monconga. “Ada anak gadis pada rumah berpagar tembok hijau tersebut”
- Ala’ attammu ri kokonna Barumbung. “Pagar keliling pada kebun milik Barumbung”
Rambang
Rambang adalah “pekarangan” atau halaman dari rumah. Pada kajian Tim Penggerak PKK, mensyaratkan adanya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada pekarangan rumah kan?
Sebenarnya konsep TOGA sudah sangat lama bagi orang Bulukumba, bahkan sejak dahulu kala mereka menanam berbagai jenis obat alternatif atau herbal.
Misalnya kunyit’ (kunyi’). Lengkuas (laja), serei (sarre) dan sebagainya. Dalam perkembangannya, rambang banyak juga biasanya mereka tanam tumbuhan jangka pajang seperti mangga (pao, taipa). Jambu (jammu). Kelapa (kaluku).
Dan mengikuti perkembangan zaman, banyak juga dari masyarakat dari kawasan yang terkenal dengan pantai Bira tersebut. Menata pekarangan lebih modern. Dengan membuat relief.
Selain itu, sejak masa lampau, biasanya pekarangan mereka isi dengan membuat sumur (buhung). Sumur gali.
Pa’bissa Bangkengang
Pa’bissa (pencuci) Bangkengang (asal kata bangkeng, berarti kaki). Merupakan tempat berupa segi empat atau lebih terbuka. Dengan ukuran besar berupa gumbang (gentong), jika ukuran kecil bernama gori sebagai penampungan air.
Rumah orang Bulukumba yang berupa rumah kayu, maka pada bagian samping tangga, mereka siapkan pa’bissa bangkengang. Yang berfungsi tidak hanya sebagai tempat mencuci kaki dan tangan. Tapi juga bisa menjadi tempat mandi.
Sumber air dari Pa’bissa Bangkengang ini adalah dengan menadah air hujan (ere bosi). Menggunakan talang air (salu’) yang terbuat dari parring. Atau zeng licin yang dibentuk.
Oleh karena kondisi sekarang yang rata-rata rumah sudah jadi rumah batu. Maka sudah jarang kita menemui hal ini. Sebab dengan jalan beraspal, maka kaki biasanya sudah bersih.
Kini telah berganti posisi ke bagian belakang, untuk cuci kaki saat pulang dari kebun. Dan posisinya tetap di luar dari rumah (batu). Atau bahkan sekarang rumah memiliki kamar mandi dan wc, sehingga pa’bissa bangkengang tinggal mengarahkan masuk ke MCK tersebut.
Pa’pangingang
Komponen rumah berikutnya adalah Pa’pangingang adalah jemuran atau tempat menjemur pakaian dan sebagainya. Orang pada masa lampau membuat pa’pangingang, pada beberapa tempat. Ini merupakan bagian penting pada setiap rumah orang Tana Panrita Lopi.
Bisa pada bagian teras rumah. Atau dengan membuatnya pada rambang (pekarangan rumah, depan atau samping). Adapun tali yang mereka pergunakan bukan tali biasa, melainkan dengan menggunakan lari’ (tali dari kulit kerbau). Atau dengan menggunakan bulo. Semacam bambu kecil.
Ingat tadi rumah satu dengan yang lainnya tidak memiliki pagar (pada bagian samping). Sehingga, anda bisa mengakses ketetangga rumah lewat jalur samping dengan bebas.
Tapi tidak berarti anda bebas menjemur pakaian anda pada rumah tetangga. Sebab ini merupakan sebuah pantangan atau kepecayaan, untuk tidak menjemur pada rumah orang lain. Atau melarang orang lain masuk menjemur pada jemuran tersebut.
Kenapa?
Karena mereka percaya bahwa jika anda menjemur pakaian pada rumah saya, maka kamu membawakan saya nasib “kering”. Seperti pakaian yang kamu keringkan.
Jadi hati-hati yah, melihat jemuran tetangga kosong, kita tidak boleh seenaknya menjemur.
Bagian Yang Melekat Dengan Rumah
Apabila tadi kita membahas, bagian yang ada di luar dari rumah (pantarang balla). Atau tidak melekat pada badan rumah, maka berikut ini. Merupakan bagian-bagian yang melekat langsung dengan rumah.
Maksudnya, tidak lengkap sebuah banguan rumah tanpa bagian ini. Dan menjadi keharusan setiap orang mendirikan rumah.
Sebelum membahasnya, maka lebih awal akan kami sebutkan tentang benda-benda (parehangang) yang harus ada pada rumah. Untuk membantu, silahkan lihat gambar di bagian akhir postingan ini.
Istilah pada Komponen Rumah Orang Konjo dan Bugis
- Benteng, ini adalah tiang kayu. Baik lurus maupun bengkok. Benteng berupa tiang berbentuk balok dengan ukuran antara 20 – 27 cm setiap sisi.
Tiang utama bernama benteng tangnga yang berposisi pada latta’ ketiga setiap rumah. Soal posisinya mengarah kekiri akat kanan. Bergantung kearah mana tempat (arah sandar) rumah “pammanjengang”. - Pannyuluru, (panapih) ini adalah balok kayu yang menghubungkan antara tiang kiri dan kanan. Kayu tersebut memasuki lubang benteng setelah dipahat.
- Panno’do’, (watun) adalah kayu pengunci antara satu tiang dengan tiang lainnya pada bagian atas. Seraah dengan pannyuluru Misalnya tiang kiri ketengah dan kekanan pada bagian depan. Jika pannyuluru menghubungkan tiang depan dengan bagian belakangnya. Maka panno’do’ adalah tiang kiri atau kanannya.
- Pasa’ (pasak). Sangat jelas. Ini merupakan pasak untuk menguatkan pannyuluru dan panno’do’. Terbuat dari kayu.
- Panyyalangga, adalah balok pada bagian atas, yang sama dengan panno’do’ tapi posisinya ada pada bagian tengah rumah. Dan pada tengah pannyalangga tidak terdapat tiang.
- Padongko, (Gording) balok bagian atas yang menghubungkan antara depan dan belakang tiang, sebagai tempat memasang kasau/usuk (kaso).
- Timba Lajara. Bagian atas rumah (depan dan belakang). Yang menutup segitiga, agar tidak terkena tempias hujan.
- Pallangga, penyangga rumah dari batu.
- Buhungang, adalah bubungan. Paling atas rumah.
- Sambulajang, ruang yang ada pada bagian dalam dari timbalajara. Atau posisinya ada dibawah bubungan rumah.
- Tappi, Lisplang penutup sisi luar atap untuk memperindah atau merapikan.
- Kaso, kasau atau usuk. Yang merupakan balok tempat memasang balok penahan atap.
- Galiggiri, merupakan komponen yang melekat pada kasau. Berfungsi sebagai tempat memaku atap zang. Maupun tempat mengikat atap.
- Para adalah bagian antara atap dengan lantai rumah. Yang merupakan ruang kosong. Biasanya menjadi tempat untuk menyimpan hasil bumi agar tidak terserang oleh hama tikus.
- Anjong, tanduk rumah. Yakni yang ada pada bagian depan dan belakang.
Tuka’ Balla’
Tuka’ adalah tangga. Merupakan komponen bagian penting pada kediaman orang Bulukumba. Dengan posisi biasanya pada bagian depan rumah. Tentu semua rumah kayu (panggung) membutuhkan tuka’ sebagai akses untuk naik kerumah tersebut.
Adapun bagian-bagian (nama) dari tuka’ tersebut adalah:
- Anrong tuka’, yakni induk tangga yang ada pada kiri dan kanan.
- Baringang tuka’. Yakni anak tangga.
Cara pembuatan tangga dengan memahat pada induk tangga, lalu memasukkan kedua ujung baringang tuka’ kedalamnya. Adapun ketentuan jumlah anak tangga, bagi orang Bulukumba adalah berjumlah ganjil. 7, 9, 11 dan seterusnya.
Dengan filosofi Islami, bahwa memang pada kenyataannya. Rasulullah Muhammad SAW suka dengan bilangan yang berjumlah ganjil.
Passiringang
Passiringang adalah lantai tanah dibawah rumah (kolong). Berfungsi sebagai tempat menyimpan berbagai hal. Diantaranya sebagai kandang (bara/ra’bang) ternak (sapi, ayam).
Dan juga sebagai tempat menyimpan hasil bumi, yang masih harus mendapatkan olahan. Misalnya gabah, jagung dan sebagainya.
Jarak ketinggian antara dasar (tanah/siring) dengan lantai rumah sekira 2.5 meter. Paling tinggi 3 meter. Atau bahkan ada dengan ketinggian 2 meter.
Penyebutan siring adalah bermakna kolong rumah yang masih berbentuk tanah.
Namun jika lantai bawah (siring) tersebut telah dimodifikasi menjadi lantai tembok. Dan menambah dinding pada sisi-sisinya. Baik sebagian maupun seluruh badan kolong tersebut.
Maka namanya bukan lagi siring. Tapi balla’ raha. Atau bagian bawah rumah, yang bermakna menjadi tempat tinggal, atau ruang makan.
Dego-Dego
Dego-dego adalah teras dari rumah yang ada pada sisi depan rumah. Biasanya dego-dego ini adalah merupakan struktur bangunan antara tangga dengan badan rumah. Jadi tuka’ (tangga) tidak langsung sandar pada badan rumah.
Melainkan ada bangunan lain, yakni dego-dego.
Sekaligus dego-dego ini menjadi tempat duduk santai. Sehingga biasanya pada bagian ini terkadang ada kursi dan meja. Atau membentuk tempat duduk dengan memanfaatkan tiang-tiang penyangga teras tersebut.
Rinring
Selanjutnya adalah Rinring adalah dinding. Pada orang bulukumba memakai berbagai jenis dinding. Dan yang paling umum adalah rinring te’re’ (dinding dari bambu). Maupun rinring kaju (dinding kayu).
Meski juga ada yang membuat dinding dengan nama rinring papang (dinding papan). Sebenarnya dinding jenis ini sama dengan bahannya kayu. Akan tetapi berbeda, karena cara pembuatannya berbeda. rinring papang adalah susunan papan yang masih berbentuk kasar.
Berbeda dengan rinring kaju, yang menggunakan kayu dengan memakai jasa tukang kayu yang profesional.
Pada bagian dinding rumah terdapat, tontongang (jendela). Bisa berupa kayu maupun kaca nako. Sesuai perkembangan zaman. Sangat jarang kita jumpai rumah dengan dinding kayu sebab merata telah membuat rumah batu.
Kale Balla
Kale Balla’ adalah bodi rumah. Mencakup semua bagian pada badan rumah. Kale Balla tidak termasuk jongki dan dego-dego.
Bagian utama dari badan rumah adalah ruang tamu. Dan biasanya memiliki area yang luas. Daripada bagian rumah yang lainnya.
Adapun bagian yang termasuk dalam kale balla’ atau badan rumah adalah:
#Kamara
Kamara adalah kamar. Dan menjadi utama adalah kamar keluarga. Ini menjadi tempat tidur kedua orang tua. Biasanya berposisi pada bagian belakang.
Kemudian ada kamara untuk anak-anak pada bagian lainnya. Dan yang paling depan adalah kamar untuk anak lelaki (ana’ buru’ne).
#Latta’ Balla
Latta’Balla’ (sekat antara di dalam rumah). Latta’Balla’ ini merupakan pembagi antara bagian satu dengan yang lainnya. Dengan menghitung berdarakan deretan tiang. Dari depan ke belakang.
Deretan pertama bagian depan tidak dihitung. Tapi kita mulai menghitung pada deretan kedua dan seterusnya. Jumlah latta’ pada masyarakat daerah ini adalah rata-rata empat. Bahkan ada yang lebih.
#Sonrong
Masih merupakan bagian dari rumah, terdapat sonrong. Adapun sonrong tersebut merupakan penambahan tiang pada sisi kanan atau kiri rumah untuk menambah lebar rumah.
Jongki
Jongki adalah area dapur atau ruang makan. Namun yang utama adalah tempat memasak. dan mencuci piring. Pada bagian jongki’ terdapat lagi tempat untuk mencuci piring dan panci.
Keterangan gambar:
- A, Tappi atau Lisplank
- B, Timba Lajara
- C, Rinring,
- D, pattongko’ tontongang (penutup jendela)
- E, Orang ini berjalan dari dalam siring (kolong) rumah.
- F, Orang ini sedang duduk pada dego-dego, kakinya pada baringang tuka (anak tangga).
- G, Orang ini berdiri pada posisi tengah dego-dego. Dan pada bagian belakang orang ini jika masuk dalam rumah lurus, adalah area sonrong. Karena melihat keseimbangan segitiga rumah, rupanya ada penambahan lebar bodi. Sonrong.
- H, Anjong. Atau anjungan (bagian depan). Sementara posisi buritan (belakang) juga namanya anjong.
- I, Baringang tuka’ (anak tangga).
- J, Anrong tuka’ (Induk tangga).
Demikian penjelasan mengenai bagian atau komponen dari rumah. Jangan lupa beli ole-ole khas Bulukumba.